Apakah keutamaan hafal Al-Quran? Mungkin inilah pertanyaan segelintir orang yang heran dengan mereka yang menghabiskan waktunya untuk menghafal AlQuran Disini saya akan mengupas apa saja keutamaan menghafal Al-Qurandan mengapa saya lebih baik menunda kuliah karena masih banyak tunggakan hafalan yang belum dihafal dan dipelajari. Berikut keutamaan menghafal Al-Quran:
- Ridho Allah
- Akan menjadi penolong (syafaat) bagi penghafalnya
- Benteng dan perisai hidup
- Pedoman dalam menjalankan kehidupan
- Nikmat mampu menghafal AlQuran sama dengan nikmat kenabian
- Kebaikan dan berkah bagi penghafalnya
- Rasulullah sering mengutamakan yang hafalannya lebih banyak (Mendapat tasyrif nabawi)
- Para ahli Quran adalah keluarga Allah yang berjalan di atas bumi
- Dipakaikan mahkota dari cahaya di hari kiamat yang cahayanya seperti cahaya matahari
- Kedua orang tuanya dipakaikan jubah kemuliaan yang tak dapat ditukarkan dengan dunia dan seisinya
- Kedudukannya di akhir ayat yang dia baca
- Tiap satu huruf adalah satu hasanah hingga 10 hasanah
- Allah membolehkan rasa iri terhadap ahlul Quran
- Menjadi sebaik-baik manusia
- Kenikmatan yang tiada bandingannya
- Ditempatkan di syurga yang tertinggi
- Akan menjadi orang yang arif di syurga kelak
- Menjadi pengingat akan kebesaran Allah
- Menghormati penghafal Quran berarti mengagungkan Allah
- Hati penghafal Quran tidak akan disiksa
- Lebih berhak menjadi imam sholat
- Dapat memberikan syafaat pada keluarganya
- Bekalan yang paling baik
- Menjadikan baginya kedudukan di hati manusia dan kemuliaan
- Ucapan pemiliknya selamat dan lancar berbicara
- Ciri orang yang diberi ilmu
- Membantu daya ingat
- Penghafal Quran tidak pernah terkena penyakit pikun
- Mencerdaskan dan meningkatkan IQ
- Menambah keimanan
- Mengetahui ilmu agama dan ilmu dunia
- Menjadi hujjah dalam ghazwul fikri saat ini
- Menjadi kemudahan dalam setiap urusan
- Menjadi motivator tersendiri
- Pikiran yang jernih
- Ketenangan dan stabilitas psikologis
- Lebih diterima bicara di depan publik
- Menerima kepercayaan orang lain
- Penghafal Quran akan selalu mendapat keuntungan dagangan dan tidak pernah rugi
- Menyehatkan jasmani (seperti yang diteliti oleh Dr. Shalih bin Ibrahim Ash-Shani’, guru besar psikologi di Universitas Al-Imam bin Saud Al-Islamiyyah, Riyadh,
(Sumber http://maryam-qonita.blogspot.co.id/2012/09/40-keutamaan-menghafal-al-quran.html)
Dirangkum dari beberapa ayat
qur'an & hadits oleh:
Syekh Shohibul Faroji Azmatkhan
Al-Hafizh
(Syekh Mufti Kesultanan Palembang
Darussalam)
DALIL QUR'AN TENTANG KEUTAMAAN
AL-QUR'AN
(1) “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah
(Al Qur’an) dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang
Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan
kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30.
(2) Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab
Rabb-mu (Al Quran) (QS. Al Kahfi : 27).
(3) Dan firman-Nya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu,
yaitu Al-Kitab (Al Quran)… (QS. Al Ankabut : 45).
(4) Dan firman-Nya: Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Rabb
negeri ini (Mekah) yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala
sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah
diri”. * Dan supaya aku membacakan al-Qur’an (kepada manusia). “. (QS. an-Naml:
91-92).
(5) “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS. Al-Maidah:
48)
DALIL HADITS TENTANG
KEUTAMAAN AL-QUR'AN
(1) Dari Utsman radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam beliau bersabda: “Orang yang paling baik di antara kalian adalah
seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 4639).
(2) Alangkah indahnya hidup kita, bila kita tidak hanya sekedar
bisa membaca Al Quran, tetapi juga menghafalnya dan mengamalkannya. Banyak
hadits Rasulullah Saw yang mendorong untuk menghafal Al Qur’an atau membacanya
di luar kepala, sehingga hati seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu
bagian dari kitab Allah Swt. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Ibnu Abbas “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur’an sedikit pun adalah
seperti rumah kumuh yang mau runtuh (HR. Tirmidzi).
(3) Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Sawbersabda:
“Penghafal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan
berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota
karamah (kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah,
maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai
Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang
itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan
dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan” (HR.
Tirmidzi, hadits hasan {2916}, Inu Khuzaimah, Al Hakim, ia menilainya hadits
shahih).
(4) Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal
.Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada
hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”” (HR. Muslim).
(5) Nabi Saw memberikan amanat pada para hafizh dengan
mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi. Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah
mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul
mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah
dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya,
“Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan
surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi.
Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah
pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i).
(6) Nikmat mampu menghafal Al Qur’an sama dengan nikmat
kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu, “Barangsiapa yang membaca (hafal)
Al Quran, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak
diwahyukan padanya.” (HR. Hakim).
(7) Seorang hafizh Al Qur’an adalah orang yang mendapatkan
Tasyrif nabawi (Penghargaan khusus dari Nabi Saw). Di antara penghargaan yang
pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur’an adalah
perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Qur’an. Rasul
mendahulukan pemakamannya. “Adalah Nabi mengumpulkan diantara orang syuhada uhud,
kemudian beliau bersabda, :Manakah diantara keduanya yang lebih banyak hafal Al
Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliu mendahulukan
pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari)
(8) Telah diriwayatkan oleh Tirmizi, 2914 dan Abu Daud, 1464
dari Abdullah bin Amr dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Dikatakan kepada pemilik Al-Qur’an, bacalah dan mendakilah. Bacalah dengan
tartil sebagaimana engkau membaca secara tartil di dunia. Karena kedudukanmu di
akhir ayat yang engkau baca.” (Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albany dalam
As-silsilah As-Shahihah, 5/281 no. 2240)
(9) Hafizh Qur’an adalah keluarga Allah yang berada di atas
bumi. “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat
bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al
Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad)
(10) Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan
mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya
seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah
(kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa
kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak
kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim)
(11) Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari Nabi SAW, beliau
bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta
tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya
kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi)
(12) Kepada hafizh Al Qur’an, Rasul SAW menetapkan berhak
menjadi imam shalat berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda, “Yang menjadi imam
suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim)
(13) “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka
baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku
tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam
satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. At Turmudzi).
(14) Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata, “Batu ujian adalah
yang terpercaya, Al-Qur`an adalah terpercaya di atas seluruh kitab sebelumnya.”
(15) Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Tidak boleh ada hasad (kecemburuan) kecuali
pada dua hal. (Pertama) kepada seorang yang telah diberi Allah (hafalan) Al
Qur`an, sehingga ia membacanya siang dan malam. (Kedua) kepada seorang yang
dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu dibelanjakannya harta itu siang dan
malam (di jalan Allah).” (HR. Al-Bukhari no. 4638 dan Muslim no. 1350)
(16) Dari ‘Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang mahir membaca Al Qur`an,
maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Dan orang
yang membaca Al Qur`an dengan tertatah-tatah, ia sulit dalam membacanya, maka
ia mendapat dua pahala.” (HR. Muslim no. 1329)
(17) Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiallahu anhuma dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Perumpamaan orang yang membaca
Al Qur`an adalah seperti buah Utrujjah, rasanya lezat dan baunya juga sedap.
Sedang orang yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah kurma, rasanya
manis, namun baunya tidak ada. Adapun orang Fajir yang membaca Al Qur`an adalah
seperti buah Raihanah, baunya harum, namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang
Fajir yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit
dan baunya juga tidak sedap.” (HR. Al-Bukhari no. 4632 dan Muslim no. 1328)
(18) Para malaikat juga ada yang mempunyai tugas khusus turun
untuk mendengarkan bacaan orang yang membaca Al-Qur`an. Abu Said Al Khudri
radhiallahu anhu bercerita: “Pada suatu malam, Usaid bin Hudlair membaca (surat
Al Kahfi) di tempat penambatan kudanya. Tiba-tiba kudanya meloncat, ia membaca
lagi, dan kuda itupun meloncat lagi. Kemudian ia membaca lagi, dan kuda itu
meloncat kembali. Usaid berkata, “Saya khawatir kuda itu akan menginjak Yahya,
maka aku pun berdiri ke arahnya. Ternyata (aku melihat) sepertinya ada Zhullah
(sesuatu yang menaungi) di atas kepalaku, di dalamnya terdapat cahaya yang
menjulang ke angkasa hingga aku tidak lagi melihatnya. Maka pada pagi harinya,
aku menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Wahai Rasulullah,
semalam saya membaca (Al Qur`an) di tempat penambatan kudaku namun tiba-tiba
kudaku meloncat.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Bacalah wahai Ibnu Hudlair.” Kemudian aku pun membacanya lagi, dan kuda itu
juga meloncat kembali. Beliau bersabda: “Bacalah wahai Ibnu Hudlair.” Kemudian
aku pun membacanya lagi, dan kuda itu juga meloncat kembali. Beliau bersabda
lagi, “Bacalah wahai Ibnu Hudlair.” Ibnu Hudlair berkata; Maka sesudah itu,
akhirnya saya beranjak. Saat itu Yahya dekat dengan kuda, maka saya khawatir
kuda itu akan menginjaknya. Kemudian saya melihat sesuatu seperti Zhullah
(sesuatu yang menaungi) yang di dalamnya terdapat cahaya yang naik ke atas
angkasa hingga saya tidak lagi melihatnya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pun bersabda: “Itu adalah Malaikat yang sedang menyimak bacaanmu,
sekiranya kamu terus membaca, niscaya pada pagi harinya manusia akan melihatnya
dan Malaikat itu tidak bisa menutup diri dari pandangan mereka.” (HR. Muslim
no. 1327)
(19) Disunnahkan untuk mendengarkan bacaan Al-Qur`an, meminta
orang yang hafal untuk membacanya, menangis ketika membaca dan mendengarnya,
serta mentadabburi kandungannya. Semua ini dipetik dari hadits Abdullah bin
Mas’ud radhiallahu anhu bahwa dia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda kepadaku: “Bacakanlah Al Qur’an kepadaku! Aku berkata; Bagaimana aku
membacakan kepadamu, padahal Al Qur’an diturunkan kepadamu? Beliau menjawab:
“Sesungguhnya aku suka mendengarkannya dari orang lain.” Lalu aku membacakan
kepada beliau surat An Nisa` hingga tatkala sampai ayat, “Maka bagaimanakah
(halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul)
dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas
mereka itu.” (QS. An Nisa`: 41).” Beliau berkata, ‘Cukup.’ Dan ternyata beliau
mencucurkan air mata (menangis).” (HR. Al-Bukhari no. 4216 dan Muslim no. 1332)
(20) Dalam hal keutamaan penghafal Al-Qur’an, terdapat riwayat
dari Bukhari, no. 497 dari Aisyah dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam
bersabda: “Perumpamaan yang membaca Al-Qur’an sementara dia menghafalkannya
bersama para Malaikat. Sedangkan perumpamaan yang membaca Al-Qur’an sementara
dia menjaganya dengan sungguh-sungguha maka dia mendapatkan dua pahala.”
(21) Nabi sallallahu’alaihi wa sallam, bersabda: “Puasa
dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat.
Puasa berkata, 'Wahai Tuhanku sesungguhnya aku menghalanginya dari makan dan
syahwat pada siang hari, maka berikanlah syafaat kepadaku untuknya. Lalu
Al-Qur’an berkata, 'Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menghalanginya dari
tidur waktu malam hari, maka berikanlah syafaat kepadaku untuknya. Maka
keduanya dapat memberikan syafaat.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani dan Hakim.
Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Al-Jami, no. 3882)
(22) Jabir ibn Abdillah ra berkata : Ketika Rasulullah saw
ingin menguburkan para suhada perang Uhud, baginda menggabungkan dua jenazah
dalam satu lahat, sebelum itu baginda bertanya: Siapakah di antara mereka yang
paling banyak menghfal al-Qur’an ? Jika ada yang mengisyaratkan ke arah salah
satu dari jenazah, maka jenazah itu didahulukan masuk ke liang lahat. Kemudian
baginda bersabda : Saya akan menjadi saksi untuk mereka pada hari kiamat nanti.
Beliau memerintahkan jenazah-jenazah tersebut dikubur bersama darah-darahnya
tanpa perlu dimandikan. Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari (hadis no.
1266), Abu Dawud (hadis no. 2731), al-Tirmizi (hadis no. 957) al-Nasa’i (hadis
no. 1929) dan Ibn Majah (hadis no. 1503).
(23) Sahal ibn Sa’ad ra berkata : Telah datang kepada Nabi
saw seorang perempuan dan berkata bahwa dia telah menyerahkan dirinya untuk
Allah dan RasulNya. Nabi bersabda: Aku tidak menginginkan perempuan. Maka
seorang sahabat berkata: Kawinkanlah aku dengannya. Rasulullah saw bersabda:
Berikanlah dia pakaian (sebagai maskawin). Pria itu menjawab: Saya tidak mampu.
Nabi saw bersabda kembali: Berikanlah dia walaupun cincin dari besi. Pria itu
tidak menyanggupinya. Rasulullah saw bersabda lagi: Apa yang kamu hafal dari
al-Qur’an ? Pria itu menjawab : Beberapa surah, surah ini dan itu. Rasulullah
saw bersabda : Aku telah nikahkan kamu dengan hafalan al-Qur’an yang kamu
miliki (untuk diajarkan kepada istri sebagai mahar). Hadis sahih, diriwayatkan
oleh al-Bukhari (hadis no. 5029) dan Muslim (hadis no. 2554).
Begitu banyak keutamaan menghafal Al Quran, tapi karena
kesibukan dunia dan segala pesonanya yang menggoda, membuat kita jadi malas
melakukannya, karena itu mulai sekarang, sebaiknya kita mulai meluangkan waktu
untuk mulai kembali menghafal Al Quran.
METODE MENGHAFAL AL-QUR'AN
Untuk menghafal al-qur’an sebenarnya susah-susah gampang ,karena pada dasarnya menghafal al-qur’an tergantung pada individu masing – masing. Semua orang sangat mudah dan siapapun itu dapat menghafal al-qur’an. Bagaimanakah cara menghafal al-qur’an yang efektif dan efisien ?
Sebelum kita mempelajari bagaimana metode menghafal al-qur’an ,kita harus tahu dulu bagaimana tatacara sebelum kita menghafal al-qur’an .
Berikut beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum menghafal al-qur’an :
- Niat
Sebelum kita menghafal al-qur’an maka pertama kali yang harus kita lakukan yaitu niat sepenuh hati dari dalam diri ,dan membersihkan jiwa kita .Niat sangat mempengaruhi ,karena jika kita menghafal cuma karena ingin menjadi penghafal al-qur’an maka hafalan kita pasti akan tidak bermanfaat dan lebih sulit menghafal bahkan akan merasa bosan serta malas. Hal ini di karenakan kita tidak mendapat Ridho dari ALLOH swt .
- Wudhu disetiap akan melakukan hafalan al-qur’an
- Berdoa
- Melakukan amalan – amalan seperti sholat tahajut, sholat hajat , puasa dan sodakoh.
Metode menghafal al-qur’an
1.Menggunakan mushaf yang sama
Menggunakan mushaf yang sama yaitu suatu cara menghafal yang pertama ,kenapa demikian yaitu karena untuk mudah mengingat.
2. Menghafal dengan perlembar atau per ayat
cara menghafal dengan menghafal perlembar yaitu sehari menghafal 1 lembar dan diulngi sebanyak 20 kali atau lebih sampai hafal dan untuk melanjutkan hafalan ke halaman selanjutnya yaitu dengan mengulang hafalan sebelumnya.
cara menghafal dengan menghafal per ayat yaitu dengan cara menghafal 1 ayat di ulangi sampai hafal sebanyak 20 kali atau lebih dan untuk melanjutkan ke ayat selanjutnya ,ayat sebelumnya juga dihafalkan.
Mengapa diulang 20 kali dan mengulang sebelumnya ,karena supaya hafalan yang sebelumnya tidak hilang atau lupa dan untuk memperkuat hafalan.
3. Ketika ayat nya panjang maka hafalannya dibagi menjadi 3 bagian dan di ulang per bagian sebanyak 20 kali atau lebih .
4. Memiliki target
Ketika seseorang menghafal al-qur’an dan tidak memiliki tarjet maka hafalnnya tidak akan teratur dan untuk enjadi penyemangat .
contoh :
Dalam juz ‘amma atau juz 30 terdiri atas 271 baris (termasuk surat dan ayat ),
apabila kita sehari menghafal 1 hari hafal 1 baris maka kita memerlukan 9 bulan untuk menghafal jus ‘amma.
apabila kita menghafal 1 hari 4 baris maka kita memerlukan waktu 2 bulan untuk menghafalnya .
5.Sering mendengarkan bacaan AL-qur’an
Selain untuk mempercepat penghafalan , mendengarkan bacaan atau murotal juga dapat memperbaiki tajwij dan mahroj huruf yang benar .
6. Menyetorkan bacaan
Setelah menghafal , kita hendaknya menyetorkan kepada orang lain seperti orang tua , guru atau yang lain untuk memperbaiki bacaan kita.
7. Mengulang seluruh hafalan.
Setelah kita menghafal , maka kita hendaknya mengulang seluruh bacaan sesering mungkin . Jangan setelah kita merasa hafal , maka kita berhenti dan tidak pernah mengulangnya , hal ini akan berakibat lupa dan hilang semua hafalannya.
8. Menggunakan seluruh alat Indra
Selain menggunakan mata yaitu membaca, menghafalpun perlu di lafadzkan atau diucapkan .Sealin itu juga jika kita dapat menulis hafalan kita itu lebih baik.
9. Memilih waktu yang sesuai
Waktu juga mempengaruhi bagaimana kita untuk menghafal.
Ada yang suka di pagi hari ketika setelah sholat subuh , ada pula siang hari setelah sholat dzuhur dan sore hari selepas Asyar dan ada pulayang suka pada malam hari sambil menjalankan sholat Tahajut ketika orang lain tetlelap dalam tidur.
Demikian metode menghafal al-qur’an yang sangat sederhana. Semoga bermanfaat dan kita semua bisa menjadi penghafal al-qur’an yang sejati . Apabila cara ini tidak berhasil maka cari saja guru atau sekolah / madrasah (pondok pesantren ) yang lebih tahu akan metode menghafal al-qur’an dan yang pasti kita harus menyerahkan semua kepada Alloh, Karena Alloh lah yang akan menghendakinya .